Tuesday, August 29, 2006

Mendisiplinkan Anak Menuju Surga

Mendisiplinkan Anak Menuju Surga

Mendidik anak adalah tugas orang tua. ALlah telah memerintahkannya dalam Quran, dan Rasul-Nya juga demikian.
ALlah berfirman:
''Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.'' (QS. At-Tahrim:6)
Imam At-Tabari berkata,
Di sini ALlah berfirman: Hai orang-orang yang beriman kepada ALlah dan Rasul-Nya, ''peliharalah dirimu'' dengan saling mengajarkan apa-apa yang akan menjaga siapapun yang melakukannya dari api neraka, jika hal itu dilakukan dalam rangka ketaatan kepada ALlah, dan mereka pun melakukannya dalam rangka ketaatan kepada ALlah. Frase ''dan keluargamu dari api neraka'' berarti, mengajari keluargamu untuk melakukan ketaatan kepada ALlah, sehingga dapat menjaga mereka dari api neraka. (Tafsir At-Tabari, 18/165)
Al-Qurtubi berkata,
Muqaatil berkata: Ini adalah tugas/perintah dimana setiap manusia memiliki kewajiban terhadap dirinya sendiri, anak-anaknya, keluarganya, dan budak laki-laki dan perempuannya. Ilkiya berkata: Kita harus mengajari anak-anak dan keluarga kita dalam hal agama dan kebaikan, dan apa yang tidak dapat mereka lakukan tanpa aturan. Inilah yang dimaksud dalam firman Allah, ''Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.'' (Thoha:132)
Dan ALlah berfirman kepada Rasul-nya:
''Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,'' (Asy-Syu'ara: 214)
Rasul pun bersabda, ''Dan perintahkanlah mereka untuk sholat saat berusia 7 tahun''(Tafsir Al-Qurtubi, 18/19)
Seorang muslim -siapapun dia- adalah dai yang menyeru manusia kepada ALlah, sehingga orang pertama yang harus dia seru adalah anak-anak dan keluarganya yang dekat dengannya. Ketika ALlah menyuruh Rasul untuk berdakwah, ALlah berfirman,
''Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat'' (Asy-Syu'ara: 214)
karena mereka adalah orang pertama yang seharusnya menerima kebaikan kita.
Bagian dari tugas kita adalah mendidik mereka sejak kecil agar mencintai ALlah dan Rasul-Nya dan cinta kepada aturan Islam. Anda haruslah menjelaskan bahwa ALlah-lah yang telah menciptakan surga dan neraka; dan bahwa neraka-Nya sangatlah panas, sedangkan bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Ada sebuah cerita yang mengandung pelajaran yang cukup penting.
Ibnul Jauzy berkata,
''Ada seorang raja yang sangat kaya. Dia hanya memiliki seorang anak perempuan yang sangat disayanginya, dan membiarkan anaknya itu menikmati segala kesenangan. Hal ini pun berlangsung cukup lama. Di samping raja, hiduplah seorang ahli ibadah yang sangat tekun beribadah, dan suatu malam, dia mengeraskan bacaannya,
''Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu'' (At-Tahrim:6).
Ketika gadis itu mendengar bacaannya, ia menyuruh mereka untuk berhenti. Namun, mereka tidak mau berhenti. Ahli ibadah itupun mengulangi bacaan ayat tersebut, sedangkan gadis itu tetap menyuruh mereka diam, namun mereka tidak menghiraukannya. Akhirnya dia menekan lehernya dan menyobek bajunya, dan pergi bercerita kepada ayahnya. Si ayah menghampirinya dan kemudian berkata, ''Ada apa denganmu malam ini? Mengapa engkau menangis?'' Dia berkata, ''Saya ingin bertanya, demi ALlah... ayahku, katakanlah kepadaku, apakah ALlah memiliki neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu?'' Si ayah menjawab, ''Ya''. Kemudian gadis itu bertanya lagi, ''Mengapa tidak ayah ceritakan kepadaku? Demi ALlah, saya tidak akan makan makanan yang enak atau tidur pada kasur empuk sampai saya tahu apakah saya masuk surga atau neraka'' (Safwat al-Safwah, 4/437-438)
Wahai para orang tua...
Kita haruslah menjaga anak-anak kita dari tempat-tempat maksiat dan menyesatkan; jangan tinggalkan mereka tumbuh dengan segala sesuatu yang jelek, misalnya televisi dsb, karena jika kita berharap bahwa anak-anak kita akan tumbuh menjadi orang mukmin, tetapi kita malah membiarkan mereka seperti itu, maka hal itu sama saja bohong. Dan mulai ajarilah mereka sejak kecil, sehingga akan menjadi mudah bagi mereka di kala sudah dewasa, dan mereka pun menjadi terbiasa, sehingga mudah pula bagi kita untuk menyuruh mana yang benar dan mana yang salah, dan mereka pun akan menaati kita.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa RasuluLlah bersabda, ''Perintahkan anak-anakmu untuk sholat ketika mereka berusia 7 tahun, dan pukullah jika mereka tidak mau saat berusia 10 tahun, dan pisahkanlah tempat tidur mereka'' (H.R. Abu Dawud, 495 dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany dalam Shahihul Jami' 5868)
Wahai para orang tua,
Seorang pendidik memang haruslah orang yang rendah hati, mampu bersabar, cekatan, tidak sering mendikte, menasehati dengan cara yang baik, menjauhi celaan, pukulan, dan amarah, kecuali jika anak tersebut sangat tidak patuh dan menolak perintah ayahnya dan mengabaikan tugas-tugasnya, serta melakukan hal2 yang haram. Pada kasus ini, maka memang lebih baik untuk bersikap lebih keras kepada mereka, namun tetap tidak membahayakan.
Dan ingatlah,
Menjaga dirimu dan keluargamu dari api neraka berarti mengingatkan mereka tentang api neraka. Disiplin itu mencakup nasehat, peringatan, ancaman, pukulan, memberi, dan berbuat baik. Dan mendisiplinkan seseorang yang baik tentu berbeda dengan mendisiplinkan seseorang yang sangat lalai. (Faid Al-Qadir, 5/257)
Ada sistem hukuman tersendiri dalam Islam, dan banyak sekali jenis hukuman dalam Islam, misalnya hadd, hukuman bagi pezina, pencuri, tukang fitnah, dsb. Semuanya itu bertujuan untuk meluruskan orang dan menghentikan kejahatan mereka. Berkaitan dengan ini, RasuluLlah menasehatkan agar para orang tua menghalangi jika anaknya hendak berbuat salah.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa RasuluLlah bersabda: ''Gantunglah cambukmu, sehingga seluruh anggota keluarga bisa melihatnya, untuk mendisiplinkan mereka'' (H.R. Thabarani, 10/248; sanad hasan menurut al-Haitami dalam Majmu' Al-Zaawaid, 8/106, dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albany dalam Shohihul Jami').
Jadi, dalam mendidik anak, haruslah terdapat keseimbangan antara pemberian semangat dan pemberian peringatan. Hal paling penting adalah membuat lingkungan yang baik bagi tempat tinggal anak-anak, dengan menyediakan mereka sarana menuju ketaatan; yang mana berarti setiap pendidik anak haruslah yang memiliki komitmen terhadap agama, termasuk orang tuanya.
Dan salah satu cara yang bisa dilakukan orang tua untuk mendidik anaknya adalah dengan menggunakan tape untuk memperdengarkan kaset dalam memberi pelajaran, membaca Quran, khutbah dan pelajaran dari ulama, dan lain-lain.
Sumber:
(Bagaimana Mendapatkan Anak yang Beriman? ed. bhs Inggris )

Monday, May 15, 2006

Wasiat - wasiat Generasi Salaf

Oleh Abu Ihsan al Atsari

Allah Ta`ala berfirman dalam kitab-Nya:

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama(masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dananshar dan orang-orang yang mengikuti mereka denganbaik, Allah ridha kepada mereka dan Allah menyediakanbagi mereka surga-surga, di bawahnya banyak sungaimengalir; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.Itulah kemenangan yang besar. (QS. At-taubah : 100)

Dalam ayat di atas Allah Subhanahu wa Ta`ala memberipujian kepada para sahabat dan orang-orang yangmengikuti mereka dalam kebaikan. Merekalah generasiterbaik yang dipilih oleh Allah sebagai pendampingnabi-Nya dalam mengemban risalah ilahi.

Pujian Allah tersebut, sudah cukup sebagai buktikeutamaan atau kelebihan mereka. Merekalah generasisalaf yang disebut sebagai generasi Rabbani yangselalu mengikuti jejak langkah Rasulullah Shallallahu`alaihiwa sallam.

Dengan menapak tilasi jejak merekalah, generasi akhirumat ini akan bisa meraih kembali masa keemasannya.Sebagaimana dikatakan oleh Imam Malik rahimahullah,Tidak akan baik generasi akhir umat ini kecuali denganapa yang membuat generasi awalnya menjadi baik.Sungguh sebuah ucapan yang pantas ditulis dengan tintaemas. Jikalau umat ini mengambil generasi terbaik itusebagai teladan dalam segala aspek kehidupan niscayakebahagiaan akan menyongsong mereka.

Dalam kesempatan kali ini, kami akan mengupasbagaimana para salaf menyucikan jiwa mereka, yang kaminukil dari petikan kata-kata mutiara dan hikmah yangsangat berguna bagi kita.

Salaf dan Tazkiyatun Nufus

Salah satu sisi ajaran agama yang tidak bolehterlupakan adalah tazkiyatun nufus (penyucian jiwa).Allah selalu menyebutan tazkiyatun nufus bersamadengan ilmu. Allah berfirman:

Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamudan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al-Kitabdan Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yangbelum kamu ketahui. (QS. Al-Baqarah : 151)

Artinya, ilmu itu bisa jadi bumerang bila tidakdisertai dengan tazkiyatun nufus. Oleh sebab itu dapatkita temui dalam biografi ulama salaf tentangkezuhudan, keikhlasan, ketawadhu`an dan kebersihanjiwa mereka. Begitulah, mereka selalu salingmengingatkan tentang urgensi tazkiyatun nufus ini.Dari situ kita dapati ucapan-ucapan ulama salaf sangatmenghunjam ke dalam hati dan penuh dengan hikmah.Hamdun bin Ahmad pernah ditanya: Mengapa ucapan-ucapanpara salaf lebih bermanfaat daripada ucapan-ucapankita? beliau menjawab: Karena mereka berbicara untukkemuliaan Islam, keselamatan jiwa dan mencari ridhaAr-Rahman, sementara kita berbicara untuk kemuliaandiri, mengejar dunia dan mencari ridha manusia!

Salaf dan Kegigihan Dalam Menuntut Ilmu

Imam Adz-Dzahabi berkata: Ya`qub bin Ishaq Al-Harawimenceritakan dari Shalih bin Muhammad Al-Hafizh, bahwaia mendengar Hisyam bin Ammar berkata: Saya datangmenemui Imam Malik, lalu saya katakan kepadanya:Sampaikanlah kepadaku beberapa hadits! Beliau berkata:Bacalah!Tidak, namun tuanlah yang membacakannya kepadaku!jawabku.Bacalah! kata Imam Malik lagi. Namun aku terusmenyanggah beliau. Akhirnya ia berkata: Hai pelayan,kemarilah! Bawalah orang ini dan pukul dia lima belaskali! Lalu pelayan itu membawaku dan memukulku limabelas cambukan. Kemudian ia membawaku kembali kepadabeliau. Pelayan itu berkata: Saya telah mencambuknya!Maka aku berkata kepada beliau: Mengapa tuanmenzhalimi diriku? tuan telah mencambukku lima belaskali tanpa ada kesalahan yang kuperbuat? Aku tidaksudi memaafkan tuan!Apa tebusannya? tanya beliau.Tebusannya adalah tuan harus membacakan untukkusebanyak lima belas hadits! jawabku. Maka beliaupunmembacakan lima belas hadits untukku. Lalu kukatakankepada beliau: Tuan boleh memukul saya lagi, asalkantuan menambah hadits untukku! Imam Malik hanya tertawadan berkata: Pergilah!

Salaf dan Keikhlasan

Generasi salaf adalah generasi yang sangat menjagaaktifitas hati. Seorang lelaki pernah bertanya kepadaTamim Ad-Daari tentang shalat malam beliau. Denganmarah ia berkata: Demi Allah satu rakaat yangkukerjakan di tengah malam secara tersembunyi, lebihkusukai daripada shalat semalam suntuk kemudian pagiharinya kuceritakan kepada orang-orang!

Ar-Rabi` bin Khaitsam berkata: Seluruh perbuatan yangtidak diniatkan mencari ridha Allah, maka perbuatanitu akan rusak!

Mereka tahu bahwa hanya dengan keikhlasan, manusiaakan mengikuti, mendengarkan dan mencintai mereka.Imam Mujahid pernah berkata: Apabila seorang hambamenghadapkan hatinya kepada Allah, maka Allah akanmenghadapkan hati manusia kepadanya.

Memang diakui, menjaga amalan hati sangat berat karenadiri seakan-akan tidak mendapat bagian apapun darinya.Sahal bin Abdullah berkata: Tidak ada satu perkarayang lebih berat atas jiwa daripada niat ikhlas,karena ia (seakan-akan -red.) tidak mendapat bagian apapun darinya.

Sehingga Abu Sulaiman Ad-darani berkata: Beruntunglahbagi orang yang mengayunkan kaki selangkah, dia tidakmengharapkan kecuali mengharap ridha Allah!

Mereka juga sangat menjauhkan diri dari sifat-sifatyang dapat merusak keikhlasan, seperti gilapopularitas, gila kedudukan, suka dipuji dandiangkat-angkat.

Ayyub As-Sikhtiyaani berkata: Seorang hamba tidakdikatakan berlaku jujur jika ia masih sukapopularitas. Yahya bin Muadz berkata: Tidak akanberuntung orang yang memiliki sifat gila kedudukan.Abu Utsman Sa`id bin Al-Haddad berkata: Tidak adaperkara yang memalingkan seseorang dari Allah melebihigila pujian dan gila sanjungan.

Oleh karena itulah ulama salaf sangat mewasiatkankeikhlasan niat kepada murid-muridnya. Ar-Rabi` binShabih menuturkan: Suatu ketika, kami hadir dalammajelis Al-Hasan Al-Bashri, kala itu beliau tengahmemberi wejangan. Tiba-tiba salah seorang hadirinmenangis tersedu-sedu. Al-Hasan berkata kepadanya:Demi Allah, pada Hari Kiamat Allah akan menanyakan apatujuan anda menangis pada saat ini!

Salaf dan Taubat

Setiap Bani Adam pasti bersalah, dan sebaik-baik orangyang bersalah adalah yang segera bertaubat kepadaAllah. Demikianlah yang disebutkan Rasulullah n dalamsebuah hadits shahih. Generasi salaf adalah orang yangterdepan dalam masalah ini!

`Aisyah berkata: Beruntunglah bagi orang yang bukucatatan amalnya banyak diisi dengan istighfar.Al-Hasan Al-Bashri pernah berpesan: Perbanyaklahistighfar di rumah kalian, di depan hidangan kalian,di jalan, di pasar dan dalam majelis-majelis kaliandan dimana saja kalian berada! Karena kalian tidaktahu kapan turunnya ampunan!

Tangis Generasi Salaf

Generasi salaf adalah generasi yang memiliki hati yangamat lembut. Sehingga hati mereka mudah tergugah danmenangis karena takut kepada Allah Subhanahu waTa`ala. Terlebih tatkala membaca ayat-ayat suciAl-Qur`an.

Ketika membaca firman Allah: Dan hendaklah kamu tetapdi rumahmu (QS. Al-Ahzab : 33) `Aisyah menangistersedu-sedu hingga basahlah pakaiannya.

Demikian pula Ibnu Umar , ketika membaca ayat yangartinya: Belumkah datang waktunya bagi orang-orangyang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allahdan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka).(QS. Al-Hadid : 16) Beliau menangis hingga tiada kuasa menahan tangisnya.

Ketika beliau membaca surat Al-Muthaffifin setelahsampai pada ayat yang artinya: Pada suatu hari yangbesar, (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadapRabb semesta alam. (QS. Al-Muthaffifiin : 5-6) Beliaumenangis dan bertambah keras tangis beliau sehinggatidak mampu meneruskan bacaannya.

Salaf dan Tawadhu`

Pernah disebut-sebut tentang tawadhu` di hadapanAl-Hasan Al-Bashri, namun beliau diam saja. Ketikaorang-orang mendesaknya berbicara ia berkata kepadamereka: saya lihat kalian banyak bercerita tentangtawadhu`! Mereka berkata: Apa itu tawadhu` wahai AbuSa`id? Beliau menjawab: Yaitu setiap kali ia keluarrumah dan bertemu seorang muslim ia selalu menyangkabahwa orang itu lebih baik daripada dirinya.

Ibnul Mubarak pernah ditanya tentang sebuah masalah dihadapan Sufyan bin Uyainah, ia berkata: Kami dilarangberbicara di hadapan orang-orang yang lebih seniordari kami.Al-Fudhail bin Iyadh pernah ditanya: Apa itu tawadhu`?Ia menjawab: Yaitu engkau tunduk kepada kebenaran!

Mutharrif bin Abdillah berkata: Tidak ada seorangpunyang memujiku kecuali diriku merasa semakin kecil.

Salaf dan Sifat Santun

Pada suatu malam yang gelap Umar bin Abdul Azizmemasuki masjid. Ia melewati seorang lelaki yangtengah tidur nyenyak. Lelaki itu terbangun danberkata: Apakah engkau gila! Umar menjawab: TidakNamun para pengawal berusaha meringkus lelaki itu.Namun Umar bin Abdul Aziz mencegah mereka serayaberkata: Dia hanya bertanya: Apakah engkau gila! dansaya jawab: Tidak.

Seorang lelaki melapor kepada Wahab bin Munabbih:Sesungguhnya Fulan telah mencaci engkau! Ia menjawab:Kelihatannya setan tidak menemukan kurir selainengkau!

Salaf dan Sifat Zuhud

Yusuf bin Asbath pernah mendengar Sufyan Ats-Tsauriberkata: Aku tidak pernah melihat kezuhudan yang lebihsulit daripada kezuhudan terhadap kekuasaan. Kitabanyak menemui orang-orang yang zuhud dalam masalahmakanan, minuman, harta dan pakaian. Namun ketikadiberikan kekuasaan kepadanya maka iapun akanmempertahankan dan berani bermusuhan demi membelanya.

Imam Ahmad pernah ditanya tentang seorang lelaki yangmemiliki seribu dinar apakah termasuk zuhud? Beliaumenjawab: Bisa saja, asalkan ia tidak terlalu gembirabila bertambah dan tidak terlalu bersedih jikaberkurang.

Demikianlah beberapa petikan mutiara salaf yang insyaAllah berguna bagi kita dalam menuju proses penyucianjiwa. Semoga Allah senantiasa memberi kita kekuatandalam meniti jejak generasi salaf dalam setiap aspekkehidupan.

(ditulis ulang dari Majalah As Sunnah Edisi04/VI/1423H)

Monday, May 01, 2006

Bid'ah Menurut Syaikh Ali Tanthawii

Soalan: Banyak sekali orang berbincang mengenai bid'ah. Ada sebahagian membahagikan kpd bid'ah hasanah dan bid'ah yang jelik. Manakala ada sebahagian yg lain menganggap semua bid'ah adalah sesat. Apa pandangan ustaz?

alJawab:

1. Definasi: Bid'ah menurut bahasa ialah 'mendatangkan sesuatu ygbaru', manakala menurut istilah ibadah ialah sesuatu yang baru yang belum pernah terjadi di zaman RasuluLlah saw.

2. Bid'ah boleh berlaku dlm urusan dunia dan akhirat.

3. Beragama itu ittiba' (mengikut) bukan mencipta. Maksud ittiba'ialah mengikut apa yang tertuang dalam AQ dan asSunnah atau hasilistimbath para ulama dari keduanya (AQ dan Sunnah)

4. Urusan dunia, semuanya adalah mubah (harus). Sesiapa yangmengharamkan salah satu urusan dunia hendaklah mengemukakan hujah, manakala orang yg melakukan apa jua urusan dunia tidak dituntut mengemukakan hujah tentang keharusannya kerana hukum asalnya memang mubah.

5. Bid'ah dalam urusan agama, hukum asalnya adalah terlarang. Jika seseorang mencipta sesuatu urusan agama hendaklah mendatangkan dalil akan keharusannya.

6. Urusan agama telah sempurna." Hari ini Aku telah sempurnakan agamamu." AQT 5: 03Pada Haji Widaa' Nabi SAW telah meminta persaksian manusia dan mereka membenarkan akan kesempurnaan risalah. Maka b/siapa beranggapan ada lagi bentuk2 ibadah yang baru telahsebenarnya menuduh Nabi telah cacat dalam tablighnya.

7. Menjawab kekeliruan ungkapan Umar tentang bid'ah solat tarawih berjamaah:Bid'ah dalam urusan agama mencakup dua aspek: tujuan (objektif) dan alat. Tujuan ibadah/syariat, tidak boleh ada bid'ah sama sekali, manakala alat yang menyampaikan kepada tujuan ibadah, maka tidak ada bid'ah.

Contoh: Qiyammullail adalah objektif syari'at. manakala tarawih adalah alat atau salah satu bentuk qiyamullail. Bahkan tarawih berjama'ah ada dasarnya dalam Islam kerana Nabi saw pernah melakukannya dan dihentikan kerana khuatir ia dianggap wajib.

Maka datanglah kaedah syara': Jika suatu penghalang telah lenyap, maka yang terlarang dibolehkan kembali."

Maksudnya: penghalang tarawih berjama'ah ialah khuatir ia akan menjadi wajib. Bila kekhuatiran itu sudah lenyap dengan wafatnya Nabi saw, maka tarawih berjama'ah itu dibolehkan dan bukan bid'ah.

8. Menjawab kekeliruan ujudnya pembahagian bid'ah hasanah dan bid'ah dhalalah.

Pembahagian adanya bid'ah yang baik dan jelik adalah benar jikaditerapkan dalam urusan keduniaan atau urusan ibadah yang berbentuk alat (untuk mencapai suatu tujuan syara').

Contoh:tujuan syari'at ialah mencapai, mengukuhkan ilmu pengetahuan.

alatnya: menghimpun musyhaf, membuka sekolah, penulisan kitab-kitab,..dll, Ini semua adalah alat2/metod utk mencapai ilmu pengetahuan yang dituntut agama, maka ia bukan bid'ah.

Aku syorkan dua kitab yg menjelaskan bid'ah dgn sebaiknya:

1. kitab era klasik ialah karya asySyatibi yg berjodol al-I'tishom
2. Kitab era kontemporer ialah alIbda' fii Mudharil Ibtidaa' karya syaikh al-Azhar, Syaikh Ali Mahfuudz.

(fatawa ali tanthawi, editor mujahid makmun diraniyah, Darul Minaret, Jeddah KSA)

Sunday, April 23, 2006

Islam itu syumul

Bismillahir Rahmaa Nir Raheem

Setiap Muslim wajib yakin segala yang telah dijanjikan Allah SWT di dalam kitab-Nya Al Quran kerana semua kandungannya adalah benar belaka dan Allah tidak pernah mungkir janji. Demikian juga dengan janji Rasul-Nya kerana semua ucapannya tidak pernah berdasarkan hawa nafsu tetapi semua ucapannya adalah wahyu belaka.

“Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi orang yang bertaqwa.” (mafhum QS Al Baqarah (2): 2)

“Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Quran ) menurut kemahuan nafsunya, ucapannya itu tiada lain hanya wahyu yang diwahyukan kepadanya.” (mafhum QS Al Najm (53): 3 – 4)

Maka kenapa orang sakit selalu tidak sabar? Jawapannya ialah disebabkan pesakit itu kurang imannya. Kenapa imannya kurang? Kerana pesakit tidak meningkatkan ilmunya. Ilmu itu ada tiga :-
1. Ilmu tentang Allah
2. Ilmu tentang Nabi (Rasulullah saw)
3. Ilmu tentang Deen (agama)

Apabila sakit bermakna kita kena beriman dengan Taqdir Allah SWT (rukun Iman yang ke enam). Para sahabat Rasulullah saw apabila sakit mengucapkan Alhamdulillah bukan mengeluh kesah atau merungut dan sebagainya. Malahan para sahabat mengucapkan Alhamdulillah sebanyak 4 kali. Kenapa?

Sebab mereka ada ilmu di mana ucapan Alhamdulillah kerana :-1. tahu bahawa penyakit adalah penghapus kepada dosa-dosa kecil. Melupuskan dosa.2. tahu bahawa apabila Allah turunkan ujian bermakna Allah saying.3. tahu apabila sakit berpeluang untuk dapat pahala sabar jika sabar.4. tahu bahawa redha dengan musibah dunia contohnya dilahirkan cacat atau sumbing dan sebagainya dapat pahala. Tetapi sekiranya ditaqdirkan miskin walau usaha dan kemudian mencuri maka sudah mendapat musibah agama iaitu dapat dosa.

Sebab itu jadilah manusia yang berilmu. Usah putus asa cari ilmu. Kerana apabila berilmu maka manusia akan dapat membezakan antara yang betul dan yang salah. Contohnya nama jin yang taat dulu ialah Azazil. Tetapi bila disuruh tunduk pada Adam Azazil yang taat pada Allah SWT telah engkar dan sombong maka dilaknat Allah SWT. Maka Azazil menjadi Iblis yang maksudnya berputus asa dari Rahmat Allah. Iblis ini adalah ketua kepada syaitan dan mereka yang dipanggil mublisuun ialah mereka yang berputus asa dari Rahmat Allah. Namun iblis diizinkan untuk mendapat panjang umur hingga hari kiamat dan menggoda manusia.

Oleh itu jadilah manusia yang berjaya di dunia dan akhirat. Golongan yang berjaya ialah golongan yang tidak rugi. Ini bertepatan dengan maksud Surah Wal Asr yang mengatakan bahawa semua manusia dalam kerugian kecuali empat ini :-
1. orang beriman
2. orang yang beramal soleh
3. orang yang ingat mengingati pada kebenaran
4. orang yang ingat mengingati pada kesabaran

Jadi bila bersabar maksudnya:-
1. sabar dalam melaksanakan suruhan Allah
2. sabar dalam menjauhi larangan Allah
3. sabar terhadap cobaan yang telah ditaqdirkan oleh Allah

Sebagai wanita, kita hendaklah banyak bersabar terutama terhadap karenah suami. Asiah isteri Fir’aun adalah contoh yang amat baik dalam bab bersabar dengan sikap suami. Asiah yang sudah beriman kepada Allah sering berdoa agar dibina sebuah mahligai di dalam syurga untuk dirinya. Jadi apabila Fir’aun menyiksanya dengan mengikat dan dipukul dan disebat, Asiah tidak menangis malahan ketawa dan senyum silih berganti. Ini menghairankan Fir’aun. Rupanya Allah izin ketika Asiah di siksa Allah telah hamparkan mahligai di hadapan pandangan Asiah sebab itulah semakin disiksa semakin beliau ketawa dan senyum kerana Allah berjanji tempat yang lebih baik untuknya di akhirat kelak.

Sebab itu kita hendaklah sabar bila menghadapi ego suami. Asiah tidak menjerit meminta cerai dan sebagainya malahan bersabar kerana Allah tidak akan mungkir janji sekiranya kita beriman sepenohnya kepada-Nya.

Sebab itu apabila Rasulullah saw di angkat ke langit untuk melihat kerajaan langit Allah azza wajallah beliau telah bersabda sekembalinya dari Isra’ Mi’raj itu dengan kata-kata wasiat yang amat hebat sekali.

“Sekiranya kamu ketahui apa yang aku tahu sudah tentu kamu tidak akan banyak ketawa”. Kita semua tahu dan pernah baca apa yang dilihatnya sepanjang perjalanan Isra’ Mi’raj itukan. Sebab itu kita hendaklah batasi enjoy dan banyak ketawa. Bukan tidak boleh tetapi hendaklah berpada-pada dengan keikhlasan kita dalam bergembira. Janganlah sampai seronok sehingga langgar batas syarak dan sebagainya."

Marilah kembali kepada Al Quran yang ‘all in one’ – segala-galanya ada. Dan juga kita carilah ilmu Hadis dari Rasulullah saw agar kita tidak menjadi orang sesat tanpa ilmu. Sebab itu seringkali orang yang berpendidikan tinggi tetapi ilmu agama tidak mantap maka mereka boleh bercakap yang tidak sopan. Kerana akhlak itu ada kaitan dengan keimanan seseorang. Semakin tinggi akhlak maka semakin meningkatlah keimanan seseorang itu. Walau pun orang kafir itu nampak baik akhlaknya tetapi pada prinsipnya mereka adalah syirik kepada Allah SWT. Dan orang Islam walau tidak mantap imannya ada Tauhid kepada Allah.

“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah nescaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya” (mafhum QS At Talaaq (65): 2 – 3).

Apakah itu taqwa? Menurut Abdullah bin Abbas ra: Allah hendaklah ditaati, jangan Dia dimaksiati; Allah hendaklah diingati jangan Dia dilupai; Allah hendaklah disyukuri jangan Dia dikufuri.

Wassalamu’alaikum wrt wbt.

Monday, April 17, 2006

Wajib Sholat Lima Waktu

Wajib Sholat Lima Waktu

Sebutan perihal wajib sholat lima waktu.

Sabda Nabi Sallollohu 'Alaihi Wasallam :
"Ash-sholatu 'imaa dud-dini faman aqomaha faqod aqomad-dina waman tarokaha faqod hadamad-dina".

Ertinya :
Bermula bahawasanya sholat lima waktu itu tiang agama, maka barang siapa mendirikan sholat maka sesungguhnya ia mendirikan agama, maka siapa yang meninggalkan sholat maka sesungguhnya ia telah merobohkan agamanya.

Dan Sabda Nabi Sallollohu 'Alaihi Wasallam :
"Man tarokash-sholata 'andan faqod kafaro jiharon".

Ertinya :
Barang siapa meninggalkan sholat dengan sengaja maka kafirlah ia dengan nyata.

Dan Sabda Nabi Sallollohu 'Alaihi Wasallam :
"Awwalu maa yuhasabu bihil 'abdu yaumal kiyamati min 'amalihi sholatuhu fain sholuhat faqod aflaha wa anjaha wa in naqosot faqod khoba wakhosiro".

Ertinya :
Mula-mula diperiksa akan amal-amal si hamba di hari qiyamat itu sholatnya, maka jika sholatnya itu sempurna maka telah beruntunglah ia dengan diterimanya dengan lain-lain amalnya pula, Jika sholatnya kurang maka sesungguhnya rugilah ia dan sia-sialah lain-lain amalnya adanya.

Dan Sabda Nabi Sallollohu 'Alaihi Wasallam :
"Man hafadzo 'alash-sholati akromahullohu ta'ala bihomsati khi sholin yarfa'u 'anhu dhoiqul ma'isyati wa'azabul qobri wayu'thi­hillahu ta'ala kitabuhu biyaminihi wayamurru 'alash-shiroti kalbarqi wayadkhulul jannata bighoiri hisab".

Ertinya :
Barang siapa memelihara sholat lima waktu maka dimuliakan oleh Alloh Ta'ala dengan lima perkara : pertama dijauhkan daripada kesempitan rezekinya, kedua ia tiada kena siksa kubur, ketiga dihari qiyamat diberi kitab segala amalnya ditangan kanan, keempat jalan di atas shirhotol (jembatan) seperti kilat, kelima masuk syurga tiada dengan hisab.


Dan Sabda Nabi Sallollohu 'Alaihi Wasallam :
"Waman tahawana bish-sholati 'aqobahullohu ta'ala bikhomsa 'asyrota 'uqubatan khomsun fid-dun-ya wasalasatun 'indal mauti, wasalasatun fi qobrihi, wasalasatun 'inda khurujihi minal qobri".

Ertinya :
Barang siapa meninggalkan sholat dengan tiada uzur maka akan dibalas akan dia dengan lima belas siksaan, bermula lima daripada itu didalam dunia dan yang tiga ketika ia lagi mati, dan yang tiga didalam kuburnya, dan yang tiga diwaktu bangkit dari kuburnya.

Makna hadist ini hingga akhir :

Adapun lima rupa siksa yang didalam dunia adalah :

1.. Hilang berkah pada umurnya.
2.. Dihilangkan tanda-tanda orang soleh dari mukanya.
3.. Tiap-tiap amalnya yang soleh tiada keterima.
4.. Tiada dikabulkan do'anya,
5.. Tiada dapat bagian do'a orang yang soleh.

Adapun yang tiga dari siksa itu ketika ia hendak mati maka adalah :

1.. Ia mati hina.
2.. Mati dengan terlalu lapar.
3.. Mati dengan terlalu dahaga sekalipun diberi minum sekalian air didunia ini maka tiada akan menghilangkan dahaganya.

Adapun siksa yang didalam kuburnya adalah :

1.. Ia dijepit oleh kuburnya hingga bersalah-salahan tulang iganya/rangkanya.
2.. Dinyalakan api didalam kuburnya sehingga ia berbalik-balik didalam kubur diatas bara api siang dan malam.
3.. Ia disiksa pula oleh malaikat syaja'il aqro', dimana dua mata malaikat itu dari api dan segala kuku-kuku dari besi yang menyala, suaranya seperti halilintar, dan ia berkata : "aku diperintah akan memukul engkau, engkau hilangkan sholat shubuh sampai terbit matahari, engkau hilangkan sholat zhuhur sampai waktu asar, engkau hilangkan sholat ashar sampai waktu maghrib, engkau hilangkan waktu maghrib sampai waktu isya, dan engkau hilangkan sholat isya sampai waktu fajar" lalu ia Memukul, tiap-tiap sekali pukulan terpendamlah orang itu kedalam bumi tujuh puluh hasta dan disiksa ia sampai hari qiyamat.

Adapun siksa waktu bangkit kubur adalah :

1.. Ia sangat mendapat hisab.
2.. Mendapat murka Alloh.
3.. Ia dimasukkan kedalam neraka.

Maka lihatlah dan dengarlah wahai anakku akan nasihatku ini bagaimana halnya orang yang menta'khirkan sholat sampai luput waktunya, sangat begitu keras siksanya.

Apalagi orang yang meninggalkan sholat, sementara sholat dan sementara tidak sholat dengan tiada uzur, maka bagaimana lagi siksaannya dan bagaimana pula halnya, maka biarlah engkau takut sungguh-sungguh jua adanya.

Sunday, January 22, 2006

Hikmah Solat: Lazimkan beristikharah

Umat Islam digalakkan berfikiran terbuka dan pada masa sama digalakkan juga beristikharah.

Istikharah berasal daripada kata istakhara-yastakhiru yang bermakna memohon kebaikan daripada setiap urusan.

Dalam konteks hubungan manusia dengan Allah swt, istiharah bererti memohon kepadaNya agar setiap keputusan yang akan diambil benar-benar merupakan keputusan yang terbaik yang mengandung kemaslahatan, baik bagi diri sendiri mahupun orang lain.

Cakap mudahnya, istiharah adalah berlindung kepada Allah swt daripada keburukan setiap keputusan yang akan diambil.

Lazimnya selepas seorang Muslim menimbangkan pelbagai pilihan, dia akan memilih satu rumusan. Tetapi untuk mendapat kepastian, dia akan bersolat istikharah (dua rakaat), doa dan zikir sebagaimana ditunjuk ajar oleh Rasulullah saw. Tujuannya tidak lain hanya meminta petunjuk Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Hidup kian rumit dengan pelbagai dugaan sehingga tidak jelas apakah jalan keluar itu sebenarnya satu huraian atau lebih mengusutkan.

Ramai orang Islam yang kebingungan kerana mungkin kurang ilmu dan pengalaman atau tiada orang dapat menasihatinya.

Islam bererti juga pasrah. Jadi, istikharah dianggap satu proses pasrah untuk sentiasa meminta Allah swt akan petunjuk ke jalan lurus.


Istikharah bukan bererti kehilangan kebebasan berfikir dan bertindak, tetapi ia menunjukkan mutu keimanan seorang Muslim. Semakin sering ia beristikharah, semakin tinggi pula keyakinannya kepada pertolongan Allah swt.

Sayangnya, sikap takabur atau kesombongan manusia sering menjauhkan hatinya daripada mendapatkan petunjuk Ilahi.

Ingatlah manusia hanyalah makhluk daif yang terbatas kemampuannya untuk menilai dengan tepat.

Hati orang yang membiasakan istikharah akan senantiasa tenang dan terbuka menerima apa pun yang terjadi dengan redha.

Saturday, January 14, 2006

Ya Rabbi ......

nama Allah membahana
menyeruak dalam lorong lorong hidup
nama Allah bergemuruh
membahana seantero negeri
nama Allah disebutkan
disaat hidup, disaat mati
berkalang tanah tekat membaca
menguak cakrawala kemunafikan
air mata darah mengalir perlahan
di sudut temaram gema takbir
suatu saat kita akan bertemu
seperti saat sata perjuangan ini
yaa saat ini, perjuangan itu telah di mulai
perjuangan tanpa kompromi
dengan nama Allah aku melangkah
bersama para sahabat seperjuangan
tancapkan bendera di dunia nyata
shalat berjamaah adalah tiang nan kokoh
sabar adalah penolong
air mata darah mengalir deras
dadaku sesak bergetar hebat
Allah maha besar
langkahku tak akan pernah berhenti
untukmu Ya Rabbi
mujahid mujahid mudaku kan menyusul
derapkan langkap gemuruh
menuntut ilmu, mengaplikasikan ilmu
tekatku telah bulat
tekatku teah bulat
tekatku telah bulat
suatu saat nanti kita akan bertemu
walau dalam alam yang lain
semoga Allah merahmati kita semua
memberi kita petunjuk pada jalan yang lurus
mata hati bagai pisau
merobek robek nurani nan sangsi

Tuesday, January 10, 2006

Disebalik Aidil Adha


Di Sebalik Aidil Adha

Hari Raya Aidil Adha adalah hari untuk kita memperingati kisah pengorbanan Nabi Allah Ibrahim di dalam menunaikan perintah Allah s.w.t dan kesabaran anaknya Nabi Ismail a.s menjalani perintah Allah s.w.t yang disebutkan di dalam surah As Saffat, ayat 102 - 103: "Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata : "Hai anakku, Sesungguhnya aku melihat di dalam mimpi bahawa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu." Ia menjawab : Hai ayahku ! kerjakanlah apa yang perintahkan kepadamu, Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar."

Di dalam melaksanakan perintah itu Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail telah menyerahkan diri mereka sepenuhnya di dalam melaksanakan perintah Allah sehingga dengan kurnia Allah yang maha Penyayang, Allah telah menghantarkan seekor kibasy untuk menggantikan Nabi Allah ismail yang juga disebutkan di dalam suarh As Saffat, ayat 106 - 107: "Sesungguhnya ini benar-benar satu ujian yang nyata. Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar."
Di dalam surah Al Kauthar, ayat 2 Allah telah berfirman: "Maka dirikanlah sembahyang kerana Tuhammu dan sembelihlah (qurban)."

Di dalam mentafsirkan ayat tersebut, Al Bajuri berkata : " Bersembahyanglah engkau itu adalah sembahyang Aid, dan sembelihlah Udhiyah (kurban), membina diatas semasyhur-masyhur qaul (pendapat) bahawa yang dimaksudkan dengan sembahyang adalah sembahyang Aid dan dengan Nahar adalah menyembelih Udhiyah." Iaitu lebih dikenali dengan nama Aidul Adha.

Hari raya Aidul Adha juga disebut Hari Raya Qurban kerana ianya mengingatkan kita kepada peristiwa perintah qurban Nabi Ibrahim ke atas anaknya Nabi Ismail dan juga dikenali dengan Hari Raya Haji kerana diperintahkan juga di dalam bulan itu umat Islam yang mampu untuk menunaikan Haji ke Baitullahil Haram.

Haji pada segi bahasa bererti menuju sesuatu tempat suci. Dari segi istilah syara', Haji bererti berziarah ke Masjidil Haram (Kaabah), melakukan wukuf di Arafah dan sa'I antara Bukit Safa dan Marwa dengan cara tertentu dalam waktu dan niat yang tertentu.

Berkumpulnya kaum muslimin dari berbagai bangsa dan bahasa, yang berlainan rupa dan kulit di suatu tempat (Makkah) menjadi gambaran berkumpulnya manusia di Padang Makhsyar di akhirat kelak untuk menerima hisab bagi setiap amalan yang dilakukan di dunia.

Sumber : Cikgu.Net
Custom Search