Monday, May 15, 2006

Wasiat - wasiat Generasi Salaf

Oleh Abu Ihsan al Atsari

Allah Ta`ala berfirman dalam kitab-Nya:

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama(masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dananshar dan orang-orang yang mengikuti mereka denganbaik, Allah ridha kepada mereka dan Allah menyediakanbagi mereka surga-surga, di bawahnya banyak sungaimengalir; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.Itulah kemenangan yang besar. (QS. At-taubah : 100)

Dalam ayat di atas Allah Subhanahu wa Ta`ala memberipujian kepada para sahabat dan orang-orang yangmengikuti mereka dalam kebaikan. Merekalah generasiterbaik yang dipilih oleh Allah sebagai pendampingnabi-Nya dalam mengemban risalah ilahi.

Pujian Allah tersebut, sudah cukup sebagai buktikeutamaan atau kelebihan mereka. Merekalah generasisalaf yang disebut sebagai generasi Rabbani yangselalu mengikuti jejak langkah Rasulullah Shallallahu`alaihiwa sallam.

Dengan menapak tilasi jejak merekalah, generasi akhirumat ini akan bisa meraih kembali masa keemasannya.Sebagaimana dikatakan oleh Imam Malik rahimahullah,Tidak akan baik generasi akhir umat ini kecuali denganapa yang membuat generasi awalnya menjadi baik.Sungguh sebuah ucapan yang pantas ditulis dengan tintaemas. Jikalau umat ini mengambil generasi terbaik itusebagai teladan dalam segala aspek kehidupan niscayakebahagiaan akan menyongsong mereka.

Dalam kesempatan kali ini, kami akan mengupasbagaimana para salaf menyucikan jiwa mereka, yang kaminukil dari petikan kata-kata mutiara dan hikmah yangsangat berguna bagi kita.

Salaf dan Tazkiyatun Nufus

Salah satu sisi ajaran agama yang tidak bolehterlupakan adalah tazkiyatun nufus (penyucian jiwa).Allah selalu menyebutan tazkiyatun nufus bersamadengan ilmu. Allah berfirman:

Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamudan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al-Kitabdan Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yangbelum kamu ketahui. (QS. Al-Baqarah : 151)

Artinya, ilmu itu bisa jadi bumerang bila tidakdisertai dengan tazkiyatun nufus. Oleh sebab itu dapatkita temui dalam biografi ulama salaf tentangkezuhudan, keikhlasan, ketawadhu`an dan kebersihanjiwa mereka. Begitulah, mereka selalu salingmengingatkan tentang urgensi tazkiyatun nufus ini.Dari situ kita dapati ucapan-ucapan ulama salaf sangatmenghunjam ke dalam hati dan penuh dengan hikmah.Hamdun bin Ahmad pernah ditanya: Mengapa ucapan-ucapanpara salaf lebih bermanfaat daripada ucapan-ucapankita? beliau menjawab: Karena mereka berbicara untukkemuliaan Islam, keselamatan jiwa dan mencari ridhaAr-Rahman, sementara kita berbicara untuk kemuliaandiri, mengejar dunia dan mencari ridha manusia!

Salaf dan Kegigihan Dalam Menuntut Ilmu

Imam Adz-Dzahabi berkata: Ya`qub bin Ishaq Al-Harawimenceritakan dari Shalih bin Muhammad Al-Hafizh, bahwaia mendengar Hisyam bin Ammar berkata: Saya datangmenemui Imam Malik, lalu saya katakan kepadanya:Sampaikanlah kepadaku beberapa hadits! Beliau berkata:Bacalah!Tidak, namun tuanlah yang membacakannya kepadaku!jawabku.Bacalah! kata Imam Malik lagi. Namun aku terusmenyanggah beliau. Akhirnya ia berkata: Hai pelayan,kemarilah! Bawalah orang ini dan pukul dia lima belaskali! Lalu pelayan itu membawaku dan memukulku limabelas cambukan. Kemudian ia membawaku kembali kepadabeliau. Pelayan itu berkata: Saya telah mencambuknya!Maka aku berkata kepada beliau: Mengapa tuanmenzhalimi diriku? tuan telah mencambukku lima belaskali tanpa ada kesalahan yang kuperbuat? Aku tidaksudi memaafkan tuan!Apa tebusannya? tanya beliau.Tebusannya adalah tuan harus membacakan untukkusebanyak lima belas hadits! jawabku. Maka beliaupunmembacakan lima belas hadits untukku. Lalu kukatakankepada beliau: Tuan boleh memukul saya lagi, asalkantuan menambah hadits untukku! Imam Malik hanya tertawadan berkata: Pergilah!

Salaf dan Keikhlasan

Generasi salaf adalah generasi yang sangat menjagaaktifitas hati. Seorang lelaki pernah bertanya kepadaTamim Ad-Daari tentang shalat malam beliau. Denganmarah ia berkata: Demi Allah satu rakaat yangkukerjakan di tengah malam secara tersembunyi, lebihkusukai daripada shalat semalam suntuk kemudian pagiharinya kuceritakan kepada orang-orang!

Ar-Rabi` bin Khaitsam berkata: Seluruh perbuatan yangtidak diniatkan mencari ridha Allah, maka perbuatanitu akan rusak!

Mereka tahu bahwa hanya dengan keikhlasan, manusiaakan mengikuti, mendengarkan dan mencintai mereka.Imam Mujahid pernah berkata: Apabila seorang hambamenghadapkan hatinya kepada Allah, maka Allah akanmenghadapkan hati manusia kepadanya.

Memang diakui, menjaga amalan hati sangat berat karenadiri seakan-akan tidak mendapat bagian apapun darinya.Sahal bin Abdullah berkata: Tidak ada satu perkarayang lebih berat atas jiwa daripada niat ikhlas,karena ia (seakan-akan -red.) tidak mendapat bagian apapun darinya.

Sehingga Abu Sulaiman Ad-darani berkata: Beruntunglahbagi orang yang mengayunkan kaki selangkah, dia tidakmengharapkan kecuali mengharap ridha Allah!

Mereka juga sangat menjauhkan diri dari sifat-sifatyang dapat merusak keikhlasan, seperti gilapopularitas, gila kedudukan, suka dipuji dandiangkat-angkat.

Ayyub As-Sikhtiyaani berkata: Seorang hamba tidakdikatakan berlaku jujur jika ia masih sukapopularitas. Yahya bin Muadz berkata: Tidak akanberuntung orang yang memiliki sifat gila kedudukan.Abu Utsman Sa`id bin Al-Haddad berkata: Tidak adaperkara yang memalingkan seseorang dari Allah melebihigila pujian dan gila sanjungan.

Oleh karena itulah ulama salaf sangat mewasiatkankeikhlasan niat kepada murid-muridnya. Ar-Rabi` binShabih menuturkan: Suatu ketika, kami hadir dalammajelis Al-Hasan Al-Bashri, kala itu beliau tengahmemberi wejangan. Tiba-tiba salah seorang hadirinmenangis tersedu-sedu. Al-Hasan berkata kepadanya:Demi Allah, pada Hari Kiamat Allah akan menanyakan apatujuan anda menangis pada saat ini!

Salaf dan Taubat

Setiap Bani Adam pasti bersalah, dan sebaik-baik orangyang bersalah adalah yang segera bertaubat kepadaAllah. Demikianlah yang disebutkan Rasulullah n dalamsebuah hadits shahih. Generasi salaf adalah orang yangterdepan dalam masalah ini!

`Aisyah berkata: Beruntunglah bagi orang yang bukucatatan amalnya banyak diisi dengan istighfar.Al-Hasan Al-Bashri pernah berpesan: Perbanyaklahistighfar di rumah kalian, di depan hidangan kalian,di jalan, di pasar dan dalam majelis-majelis kaliandan dimana saja kalian berada! Karena kalian tidaktahu kapan turunnya ampunan!

Tangis Generasi Salaf

Generasi salaf adalah generasi yang memiliki hati yangamat lembut. Sehingga hati mereka mudah tergugah danmenangis karena takut kepada Allah Subhanahu waTa`ala. Terlebih tatkala membaca ayat-ayat suciAl-Qur`an.

Ketika membaca firman Allah: Dan hendaklah kamu tetapdi rumahmu (QS. Al-Ahzab : 33) `Aisyah menangistersedu-sedu hingga basahlah pakaiannya.

Demikian pula Ibnu Umar , ketika membaca ayat yangartinya: Belumkah datang waktunya bagi orang-orangyang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allahdan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka).(QS. Al-Hadid : 16) Beliau menangis hingga tiada kuasa menahan tangisnya.

Ketika beliau membaca surat Al-Muthaffifin setelahsampai pada ayat yang artinya: Pada suatu hari yangbesar, (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadapRabb semesta alam. (QS. Al-Muthaffifiin : 5-6) Beliaumenangis dan bertambah keras tangis beliau sehinggatidak mampu meneruskan bacaannya.

Salaf dan Tawadhu`

Pernah disebut-sebut tentang tawadhu` di hadapanAl-Hasan Al-Bashri, namun beliau diam saja. Ketikaorang-orang mendesaknya berbicara ia berkata kepadamereka: saya lihat kalian banyak bercerita tentangtawadhu`! Mereka berkata: Apa itu tawadhu` wahai AbuSa`id? Beliau menjawab: Yaitu setiap kali ia keluarrumah dan bertemu seorang muslim ia selalu menyangkabahwa orang itu lebih baik daripada dirinya.

Ibnul Mubarak pernah ditanya tentang sebuah masalah dihadapan Sufyan bin Uyainah, ia berkata: Kami dilarangberbicara di hadapan orang-orang yang lebih seniordari kami.Al-Fudhail bin Iyadh pernah ditanya: Apa itu tawadhu`?Ia menjawab: Yaitu engkau tunduk kepada kebenaran!

Mutharrif bin Abdillah berkata: Tidak ada seorangpunyang memujiku kecuali diriku merasa semakin kecil.

Salaf dan Sifat Santun

Pada suatu malam yang gelap Umar bin Abdul Azizmemasuki masjid. Ia melewati seorang lelaki yangtengah tidur nyenyak. Lelaki itu terbangun danberkata: Apakah engkau gila! Umar menjawab: TidakNamun para pengawal berusaha meringkus lelaki itu.Namun Umar bin Abdul Aziz mencegah mereka serayaberkata: Dia hanya bertanya: Apakah engkau gila! dansaya jawab: Tidak.

Seorang lelaki melapor kepada Wahab bin Munabbih:Sesungguhnya Fulan telah mencaci engkau! Ia menjawab:Kelihatannya setan tidak menemukan kurir selainengkau!

Salaf dan Sifat Zuhud

Yusuf bin Asbath pernah mendengar Sufyan Ats-Tsauriberkata: Aku tidak pernah melihat kezuhudan yang lebihsulit daripada kezuhudan terhadap kekuasaan. Kitabanyak menemui orang-orang yang zuhud dalam masalahmakanan, minuman, harta dan pakaian. Namun ketikadiberikan kekuasaan kepadanya maka iapun akanmempertahankan dan berani bermusuhan demi membelanya.

Imam Ahmad pernah ditanya tentang seorang lelaki yangmemiliki seribu dinar apakah termasuk zuhud? Beliaumenjawab: Bisa saja, asalkan ia tidak terlalu gembirabila bertambah dan tidak terlalu bersedih jikaberkurang.

Demikianlah beberapa petikan mutiara salaf yang insyaAllah berguna bagi kita dalam menuju proses penyucianjiwa. Semoga Allah senantiasa memberi kita kekuatandalam meniti jejak generasi salaf dalam setiap aspekkehidupan.

(ditulis ulang dari Majalah As Sunnah Edisi04/VI/1423H)

Monday, May 01, 2006

Bid'ah Menurut Syaikh Ali Tanthawii

Soalan: Banyak sekali orang berbincang mengenai bid'ah. Ada sebahagian membahagikan kpd bid'ah hasanah dan bid'ah yang jelik. Manakala ada sebahagian yg lain menganggap semua bid'ah adalah sesat. Apa pandangan ustaz?

alJawab:

1. Definasi: Bid'ah menurut bahasa ialah 'mendatangkan sesuatu ygbaru', manakala menurut istilah ibadah ialah sesuatu yang baru yang belum pernah terjadi di zaman RasuluLlah saw.

2. Bid'ah boleh berlaku dlm urusan dunia dan akhirat.

3. Beragama itu ittiba' (mengikut) bukan mencipta. Maksud ittiba'ialah mengikut apa yang tertuang dalam AQ dan asSunnah atau hasilistimbath para ulama dari keduanya (AQ dan Sunnah)

4. Urusan dunia, semuanya adalah mubah (harus). Sesiapa yangmengharamkan salah satu urusan dunia hendaklah mengemukakan hujah, manakala orang yg melakukan apa jua urusan dunia tidak dituntut mengemukakan hujah tentang keharusannya kerana hukum asalnya memang mubah.

5. Bid'ah dalam urusan agama, hukum asalnya adalah terlarang. Jika seseorang mencipta sesuatu urusan agama hendaklah mendatangkan dalil akan keharusannya.

6. Urusan agama telah sempurna." Hari ini Aku telah sempurnakan agamamu." AQT 5: 03Pada Haji Widaa' Nabi SAW telah meminta persaksian manusia dan mereka membenarkan akan kesempurnaan risalah. Maka b/siapa beranggapan ada lagi bentuk2 ibadah yang baru telahsebenarnya menuduh Nabi telah cacat dalam tablighnya.

7. Menjawab kekeliruan ungkapan Umar tentang bid'ah solat tarawih berjamaah:Bid'ah dalam urusan agama mencakup dua aspek: tujuan (objektif) dan alat. Tujuan ibadah/syariat, tidak boleh ada bid'ah sama sekali, manakala alat yang menyampaikan kepada tujuan ibadah, maka tidak ada bid'ah.

Contoh: Qiyammullail adalah objektif syari'at. manakala tarawih adalah alat atau salah satu bentuk qiyamullail. Bahkan tarawih berjama'ah ada dasarnya dalam Islam kerana Nabi saw pernah melakukannya dan dihentikan kerana khuatir ia dianggap wajib.

Maka datanglah kaedah syara': Jika suatu penghalang telah lenyap, maka yang terlarang dibolehkan kembali."

Maksudnya: penghalang tarawih berjama'ah ialah khuatir ia akan menjadi wajib. Bila kekhuatiran itu sudah lenyap dengan wafatnya Nabi saw, maka tarawih berjama'ah itu dibolehkan dan bukan bid'ah.

8. Menjawab kekeliruan ujudnya pembahagian bid'ah hasanah dan bid'ah dhalalah.

Pembahagian adanya bid'ah yang baik dan jelik adalah benar jikaditerapkan dalam urusan keduniaan atau urusan ibadah yang berbentuk alat (untuk mencapai suatu tujuan syara').

Contoh:tujuan syari'at ialah mencapai, mengukuhkan ilmu pengetahuan.

alatnya: menghimpun musyhaf, membuka sekolah, penulisan kitab-kitab,..dll, Ini semua adalah alat2/metod utk mencapai ilmu pengetahuan yang dituntut agama, maka ia bukan bid'ah.

Aku syorkan dua kitab yg menjelaskan bid'ah dgn sebaiknya:

1. kitab era klasik ialah karya asySyatibi yg berjodol al-I'tishom
2. Kitab era kontemporer ialah alIbda' fii Mudharil Ibtidaa' karya syaikh al-Azhar, Syaikh Ali Mahfuudz.

(fatawa ali tanthawi, editor mujahid makmun diraniyah, Darul Minaret, Jeddah KSA)
Custom Search